Opini

Digitalisasi dan Tantangan Etika Mahasiswa Muslim di Era Modern

Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah membawa dampak besar pada kehidupan manusia, termasuk di dunia pendidikan. Mahasiswa sebagai generasi digital memiliki akses yang luas terhadap informasi, media sosial, dan teknologi pembelajaran daring. Namun, bersamaan dengan itu, muncul pula tantangan etika yang perlu dihadapi, terutama bagi mahasiswa Muslim yang harus tetap memegang nilai-nilai Islam dalam setiap aktivitasnya di ruang digital.

Islam dan Tuntunan Etika Universal

Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk bagaimana bersikap di dunia maya. Etika dalam Islam bersifat menyeluruh, tidak terbatas pada ruang fisik semata. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.”
(QS. Al-Isra: 36)

Artinya, setiap klik, komentar, unggahan, dan pencarian di internet pun menjadi bagian dari tanggung jawab seorang Muslim. Dunia digital bukanlah “wilayah bebas dosa”, melainkan ruang yang juga memerlukan kendali diri, kesadaran moral, dan adab Islami.

Plagiarisme dan Penyalahgunaan Informasi

Salah satu tantangan besar dalam era digital adalah kemudahan untuk melakukan plagiarisme. Copy-paste dari internet tanpa menyebut sumber sering dianggap sepele. Padahal, dalam Islam, mengambil karya orang lain tanpa izin adalah bentuk pencurian (sariqah) dan merupakan kezaliman.

“Barang siapa menipu kami, maka ia bukan dari golongan kami.”
(HR. Muslim)

Mahasiswa Muslim harus menjunjung tinggi orisinalitas dalam karya ilmiah dan tugas akademik. Etika dalam menulis, mengutip, dan menyusun informasi harus dilakukan dengan jujur dan bertanggung jawab. Memanipulasi data, membeli tugas dari pihak ketiga, atau menggunakan kecerdasan buatan tanpa pengakuan yang tepat termasuk bentuk pelanggaran nilai Islam.

Media Sosial dan Akhlak Mahasiswa Muslim

Media sosial kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mahasiswa. Namun, dunia media sosial juga rawan menjadi tempat untuk menyebar ujaran kebencian, fitnah, ghibah, atau bahkan membuka aib orang lain. Dalam Islam, menjaga lisan (termasuk tulisan digital) adalah perintah yang sangat penting.

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Mahasiswa Muslim harus menjadikan media sosial sebagai sarana dakwah dan kebaikan, bukan tempat pamer diri, menyebar hoaks, atau menyerang orang lain. Mengunggah konten yang bermanfaat, menyebarkan inspirasi Islami, serta menjaga sopan santun dalam komentar adalah bagian dari etika digital yang harus dijaga.

Kecanduan Teknologi dan Hilangnya Produktivitas

Salah satu dampak negatif dari digitalisasi adalah meningkatnya kecanduan terhadap gawai. Mahasiswa bisa menghabiskan berjam-jam hanya untuk scroll media sosial atau menonton konten hiburan, hingga melalaikan kewajiban akademik dan ibadah. Dalam Islam, waktu adalah nikmat yang akan dimintai pertanggungjawaban.

“Dua nikmat yang banyak manusia tertipu karenanya: kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Bukhari)

Islam mengajarkan untuk menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Mahasiswa Muslim harus bisa menyeimbangkan antara kebutuhan hiburan dan tanggung jawab sebagai penuntut ilmu. Teknologi semestinya menjadi alat bantu belajar, bukan penghalang produktivitas.

Menjadi Mahasiswa Muslim Melek Digital dan Melek Akhlak

Untuk menghadapi tantangan digital, mahasiswa Muslim perlu menguatkan dua hal:

  1. Literasi Digital Islami
    Paham bagaimana menggunakan teknologi secara sehat dan bertanggung jawab. Mahasiswa harus cerdas memilih informasi, tahu mana konten yang sahih dan mana yang menyesatkan, serta memiliki kemampuan menyaring pengaruh budaya digital yang tidak sesuai syariat.
  2. Penguatan Akhlak dan Kontrol Diri
    Mahasiswa perlu membentengi diri dengan iman yang kuat agar tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif di dunia digital. Membangun kebiasaan positif seperti membaca Al-Qur’an secara rutin, menjaga salat, dan aktif dalam kegiatan rohani kampus bisa menjadi cara untuk menjaga stabilitas hati di tengah derasnya arus teknologi.

Kesimpulan

Digitalisasi adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari. Namun, menjadi mahasiswa Muslim di era digital bukan berarti kehilangan arah. Justru, inilah saatnya untuk menunjukkan bahwa Islam mampu menjawab tantangan zaman dengan nilai-nilai moral yang kokoh. Dengan etika digital Islami, mahasiswa bisa menjadi pelopor perubahan, pengguna teknologi yang bijak, serta agen kebaikan yang membawa cahaya Islam ke dunia maya.

What's your reaction?


    Warning: Undefined array key "nonce" in /www/wwwroot/website/media.staialbayan.ac.id/wp-content/plugins/newsy-reaction/class.newsy-reaction.php on line 342
  • 0
    Angry
    Angry

  • Warning: Undefined array key "nonce" in /www/wwwroot/website/media.staialbayan.ac.id/wp-content/plugins/newsy-reaction/class.newsy-reaction.php on line 342
  • 0
    Awesome
    Awesome

  • Warning: Undefined array key "nonce" in /www/wwwroot/website/media.staialbayan.ac.id/wp-content/plugins/newsy-reaction/class.newsy-reaction.php on line 342
  • 0
    Crying
    Crying

  • Warning: Undefined array key "nonce" in /www/wwwroot/website/media.staialbayan.ac.id/wp-content/plugins/newsy-reaction/class.newsy-reaction.php on line 342
  • 0
    Fail
    Fail

  • Warning: Undefined array key "nonce" in /www/wwwroot/website/media.staialbayan.ac.id/wp-content/plugins/newsy-reaction/class.newsy-reaction.php on line 342
  • 0
    Fire
    Fire

  • Warning: Undefined array key "nonce" in /www/wwwroot/website/media.staialbayan.ac.id/wp-content/plugins/newsy-reaction/class.newsy-reaction.php on line 342
  • 0
    Funny
    Funny

  • Warning: Undefined array key "nonce" in /www/wwwroot/website/media.staialbayan.ac.id/wp-content/plugins/newsy-reaction/class.newsy-reaction.php on line 342
  • 0
    Wow
    Wow

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *