Sebagai mahasiswa di universitas Islam, kita memiliki tanggung jawab ganda: mengejar keunggulan akademis sekaligus menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan kampus. Di tengah arus globalisasi dan tantangan modernitas, universitas Islam harus menjadi pusat keilmuan yang tidak hanya mencetak intelektual unggul tetapi juga generasi yang berakhlak mulia dan berkomitmen pada nilai-nilai Rabbani.
1. Integrasi Ilmu dan Iman
Salah satu keunikan universitas Islam adalah penekanannya pada integrasi ilmu duniawi dan ukhrawi. Al-Qur’an dan Sunnah menjadi landasan pengembangan ilmu, baik di bidang sains, teknologi, sosial, maupun humaniora. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Mujadalah ayat 11:
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Ini menunjukkan bahwa Islam mendorong umatnya untuk menuntut ilmu selama ilmu tersebut bermanfaat dan tidak bertentangan dengan syariat.
2. Tantangan di Era Digital
Mahasiswa muslim hari ini hidup di era di mana informasi mengalir deras, termasuk konten-konten yang dapat merusak akidah dan akhlak. Media sosial, misalnya, seringkali menjadi ajang penyebaran paham radikal, liberal, atau hoaks yang dapat memecah belah umat.
Di sinilah peran universitas Islam untuk membekali mahasiswanya dengan:
- Literasi digital Islami, yaitu kemampuan menyaring informasi berdasarkan prinsip Al-Qur’an dan Hadits.
- Keteladanan akhlak, baik di dunia nyata maupun virtual.
3. Membangun Komunitas yang Berkah
Kampus muslim idealnya bukan hanya tempat belajar, tetapi juga lingkungan yang mendukung pengamalan ibadah dan pembinaan karakter. Beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Memperkuat ukhuwah islamiyah melalui halaqah, kajian rutin, dan kegiatan sosial.
- Mendorong riset yang bermanfaat bagi umat, seperti pengembangan ekonomi syariah, kedokteran halal, atau teknologi ramah lingkungan berbasis syariah.
- Kolaborasi dengan lembaga dakwah untuk menguatkan visi keislaman di kampus.
4. Menjadi Duta Islam Rahmatan lil ‘Alamin
Sebagai calon pemimpin masa depan, mahasiswa muslim harus mampu menampilkan wajah Islam yang moderat, inklusif, dan solutif. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad)
Ini berarti kontribusi kita tidak hanya dinilai dari IPK, tetapi juga dari seberapa besar kehadiran kita memberi manfaat bagi masyarakat.























